Rabu, 29 Februari 2012

Pasar Baru





Eksistensi  pasar  tradisional yang ada di Tuban harus diberikan perlindungan dengan munculnya  pasar modern.   Baik pasar milik pemerintah daerah maupun pasar yang dikelola oleh desa yang banyak tersebar hampir di setiap kecamatan harus dibangun fasilitas yang memadai.
Pasar  milik pemerintah sementara ini adalah  pasar Baru, Pasar Sore, Pasar Pramuka dan yang terakhir Pasar Karang Agung. Pasar ini  punya potensi sangat besar karena kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah (PAD)  sekitar Rp 1 milyar pertahunnya.
Kepala Pasar Tuban, Nur Khozin,  minta kepada pemerintah (termasuk DPRD Tuban) agar hadirnya pasar modern (supermarket dan mini market) yang dibangun di mana-mana  terutama di sekitar Pasar Baru Tuban agar mulai diperhatikan fasilitasnya.
Ini karena pasar  tradisional hanya kalah dari fasilitas pendukungnya, dari segi harga dan pelayanan sampai saat ini masih unggul, sementara pasar modern punya fasilitas gedungnya yang sejuk, penataan barangnya yang rapi  dan semuanya memperhatikan kenyamanan.
“Namun pasar kami sebaliknya, kendati kami punya kontribusi PAD yang relatif besar, namun pasar kami  fasilitasnya sangat tertinggal dengan pasar modern. Selama sepuluh tahun ini tidak ada pembenahan signifikan apalagi  penambahan fasilitas yang bisa mengimbangi pertumbuhan bisnis di Tuban,” kata Nur Khozin kepadakotatuban.com.
Sebenarnya pasar tradisional khususnya Pasar Baru masih bisa menyaingi kehadiran pasar modern tadi namun dari perkembangannya, managemen pasar juga harus membenahi diri terutama dari sektor  pelayanan lewat fasiliyas yang memadai. Dan dari sektor ini, Pasar Baru sementara hanya  bisa membenahi saluran air saja agar tidak banjir.
“Membangun fasilitas stand agar nampak indah, nyaman dan aman, kami belum mampu apalagi kalau harus dengan dana sendiri. Pasar yang merupakan kegiatan padat karya ini bisa dihitung 1500  orang pedagang yang dibantu paling tidak 3 orang  maka ada 4500 orang di sini,” ujar Nur sambil menyebut  ini belum terhitung tukang becak, dokar, kuli angkut, sopir PC/truk yang bongkar muat di sini. 
Kalau mau tahu dinamika ekonomi kerakyatan, menurut Nur silakan meninjau Pasar Baru Tuban yang saat ini kegiatannya dilakukan dalam waktu 24 jam. Ini karena Pasar Sore dibuka  mulai pukul 20,00  dan pukul 23.00 dibuka Pasar Malam di belakang Pasar Baru.
“Kalau semula petani sayur mayur dan buah-buahan di  Tuban harus menjualnya ke Babat Lamongan tapi sekarang bisa menjual produknya ke pasar ini. Meraka punya komunitas sendiri mulai malam, dini hari sampai pagi jualan di sini. Kemudian dikulak oleh pedagang eceran termasuk pedagang ‘mlijo’ dan didistribusikan ke masyarakat luas,” tambah Nur Khozin yang menyebut kegiatan pasar ini bisa dikatakan 24 jam non stop.
Sebelumnya petani Tuban mengeluh karena harus menjual hasil buminya ke Pasar Babat, dan celakanya produk sayur mayur ini kembali masuk Tuban dengan harga dua kali lipat. Karena itu Pasar Baru menciptakan bursa sayur mayur di sini agar tidak lari ke Babat dulu baru dijual di sini dan ternyata sekarang diikuti oleh pedagang-pedagang lainnya seperti  pedagang daging dan lainnya.
Bagaimana peluang pasar milik desa bisa menjadi pasar milik pemerintah, Nur Khozin menunjuk contoh Pasar Karang Agung yang semula pasar milik desa kini menjadi milik Pemkab dan pertumbuhannya kini cukup bagus karena saat  ini sudah ada 500 pedagang yang berjualan di sini. “Kuncinya berikan mereka fasilitas bangunan  yang memadai. Ramaikan pasarnya hingga pendapatan pedagang meningkat dan berikanlah peningkatan pelayanan kepada masyarakat,” kata Khozin

Pasar Sore Tuban


Munculnya banyak supermarket di Tuban disikapi serius oleh wakil bupati terpilih, Noor Nahar, khususnya bagaimana agar pasar tradisional bisa tetap eksis dan mengembangkan diri sesuai tuntutan konsumen. Munculnya supermarket Samudra menyusul Bravo dan rencana dibangunnya supermarket Giant di jalan Basuki Rahmat, bagaimanapun akan menyaingi pasar tradisional di sekitarnya.
“Karena itu sesuai janji kami ketika kampanye beberapa waktu lalu program pertama kami adalah revitalisasi pasar-pasar tradisional dan orientasi ekonomi kerakyatan kami garap dengan betul,” kata Noor Nahar di sela-sela rapat koordinasi dengan pengurus NU di Tuban, Sabtu siang (23/4).
Noor mendukung dengan sikap pengelola pasar yang tidak gentar dengan munculnya pasar-pasar modern dengan cara memperbaiki kinerja, memperbaiki sikap pelayanan dengan membenahi stan pasar, los pasar maupun lingkungan pasar umumnya. Bahkan munculnya Giant Supermarket di dekat Pasar Baru pun nantinya akan diteliti betul apakah mengganggu atau tidak.
“Namun sebagai pemerintah, kami nantinya akan tetap melindungi pedagang yang lemah dan mengupayakan agar persaingan ini tidak terjadi ketimpangan yang mematikan satu sama lainnya,” tegas Ketua Kadin Tuban ini.
Menurut Noor, sampai tahun ini pemerintah rasanya belum bisa membangun fasilitas di lingkungan Pasar Baru maupun pasar lainnya karena APBD-nya sudah disusun dan belum menyangkut tentang pembangunan fasilitas pasar. “Tahun depan Insya Alloh kami akan anggarkan untuk memenuhi persaingan antara pasar tradisional dan pasar modern,” katanya.
Bentuknya akan dibicarakan dengan pengelola pasar, pemilik stan pasar dan seluruh pedagang. Mungkin satu pasar dengan lainnya kebutuhannya berlainan dan ini memang harus dibicarakan secara serius.
Seperti yang, Kepala pasar Tuban, Nur Khozin, pihaknya tidak terlalu risau dengan dibangunnya supermarket Giant di jalan Basuki Rahmat maupun Bravo dan Samudra supermarket. Juga mini market Alfamart maupun Indomaret yang jumlahnya puluhan di hampir tiap kecamatan di Tuban.
“Kalau pemerintah bisa membantu kami membangun fasilitas yang memadai, kami bisa bersaing dengan mereka terutama tentang bangunan stan pasar, drainase yang bagus serta penataan pasar agar tertib dan bersih,” ujar Nur Khozin ketika itu.
Noor Nahar sendiri melihat potensi pasar baik milik Pemkab maupun milik desa di seluruh kabupaten Tuban sebenarnya luar biasa. Nantinya bila pasar desa mau direvitalisasi maka Pemkab akan membantu termasuk membantu fasilitas pasar yang diperlukan. Juga bantuan managemen akan dilakukan demi ekonomi kerakyatan tadi.

Air Terjun Nglirip


Tempat wisata air terjun "Nglirip" terletak di wilayah kecamatan Singgahan, ± 35 KM arah barat daya dari Kota Tuban.Jawa Timur. Untuk mencapai lokasi ini pengunjung yang tidak menggunakan mobil pribadi dapat menggunakan angkutan umum. Terdapat dua rute angkutan yaitu :

Rute Montong : yaitu naik angkutan umum dari terminal Tuban dengan jurusan Montong, yang kemudian dari di lanjutkan dengan naik kendaraan jurusan Jojogan. "Nglirip" terletak antara Montong - Jojogan, sehingga Pengunjung dapat langsung melihatnya jika melewati rute ini.

Rute Singgahan : yaitu dari Terminal Tuban naik bis jurusan Jatirogo, bis ini akan transit di terminal Kab. Bojonegoro yang kemudian dilanjutkan ke tujuan utama, Jatirogo. Jika pengunjung memilih rute ini, anda dapat turun di pertigaan "Warung Anjlok" - Jojogan. Dari sini, Nglirip hanya berjarak kurang dari satu kilo meter. Jika anda tidak malas, anda dapat berjalan kaki sampai ke Nglirip, atau naik angkutan jurusan Montong.
Sesampainya disini anda akan mendapatkan pemandangan yang sangat menawan, dari pinggir jalan saja anda dapat melihat jatuhnya air dari tebing yang di atasnya terdapat jembatan kecil. Bagi Anda yang ingin menyusuri aliran bawah air terjun harap berhati-hati, karena jalanan setapak akan sangat licin, terutama di musim hujan.           

Yang tampak oleh mata jika berada di bawah air terjun Nglirip adalah derasnya air yang jatuh dengan bebas dari ketinggian kurang lebih 25 M, satu hal lagi jika Anda perhatikan dengan baik bahwa terdapat Goa yang cukup besar di balik air terjun ini. Dahulu kala dipercayai sebagai tempat bersemedi bagi leluhur yang berilmu tinggi, ada juga yang mengatakan didalam goa ini dahulu terdapat seorang wanita yang menanti kekasihnya sampai sekarang, tentunya tinggal rohnya saja. Penduduk sekitar percaya bahwa sewaktu-waktu wanita ini akan keluar untuk berbelanja, tetapi orang tidak ada yang mengetahui wujud dari wanita ini.

Jika Anda kearah timur dari lokasi air terjun, Anda akan mendapatkan lokasi sumber air alam (kerawak) yang keluar dengan derasnya di tepian sungai. Sudah pasti Anda ingin untuk bermandi-ria. Lokasi ini masih sangat alami, belum ada bangunan apapun, dan sekali lagi agar berhati-hati karena banjir dadakan dapat datang tiba-tiba terutama di musim hujan

Gule Kambing


GULE KAMBING

Riawinanda

Bahan:
1 kg daging kambing, 
8 bawang merah, 
4 bawang putih
4 cabe merah  buang bijinya 
jahe sejempol, 
kunyit 2 jempol, 
6 btr kemiri panggang
pala
cengkih, 
kayu manis, 
kapol (sama ama kapulaga gak ya..?) ½ sdt, 
merica ½ sdt, 
ketumbar ½ sdt, 
1 ltr kelapa yang kental, 
daun jeruk, 
salam, 
sereh, 
lengkuas
asam jawa

caranya : 

semua bumbu dihaluskan kemudian tumis bersama dengan bhn2 lain spt cengkih, daun jeruk, salam, sereh, lengkuas, sudah harum masukan daging, sudah keluar air, kasih air biasa, sudah empuk masukan asam, kemudian masukan santan kental

Kalau anda sekalian sudah membuatnya, di jamin bakal nambah pokoknya..

MANTAAAPPPPPPPPPP.... "."

Sate Bebek



Malam malam paling enak makan sesuatu yang dibakar bakar. Um kesimpulan saya tampaknya nggak terlalu berlebihan karena jumlah pedagang sesuatu yang beraroma dibakar bakar emang paling banyak dijumpai ketika malam hari terutama ketika musim penghujan tiba. Nah omong omong soal bakar nih, tentu masuk salah satunya adalah sate. Hm,.. jika sudah sampai ke Tuban sebaiknya jangan lewatkan sate mentok.
Ketika pulang ke Tuban kemarin, mama mengajak saya makan sate ini, tak perlu banyak pertimbangan saya langsung ambil kamera dan menyatakan, ‘Siap’. Papa langsung menyiapkan mobil dan kami pun menuju MerakUrak. Merakurak ini masih bagian Kabupaten Tuban namun bukan di Kota Tuban, keluar sekitar 10 km.
Tak seperti Jakarta yang macet konyol, di Tuban jalanan lancar bak jalan Tol. Jreeeng dan dalam 15 menit pun sudah sampai di depan warung Bu Yati. Warung Penjual Sate Mentok atau biasa disebut Bebek.

Hm,… Mantab sekali saudara saudara. Daging bebek di potong besar besar seukuran sate kambing lalu dioles entah bumbu apa dan dimakan dengan bumbu kecap. Nyaaam… dagingnya empuk bukan main. Tak ada aroma bebek sama sekali, yang ada hanya rasa gurih dari lemak yang terbakar sehingga menghasilkan rasa manis alami dan dagingpun otomatis menjadi empuk.
Selain sate disini juga ada becek bebek. ‘Apa sih becek itu?’. Ternyata becek adalah sebutan untuk ‘masak kari/ kare’. Jadi kalau sate kambing punya gulai kambing maka sate bebek bu Yati memiliki becek bebek atau gulai bebek. Saya, Papa dan Mama pun menikmati sate dengan lahap. Nyaaam …
Nah gimana? Masih bingung mau makan malam dimana hari ini? Yuk … langsung tancap gas menuju ke alamat di bawah ini.
Lokasi : sate bebek bu yati. Jl bogorejo – merak urak – tuban – jawa timur, 0356 328494


Becek Menthok dan Nasi jagung


Becek Menthok dan Nasi Jagung

Salah satu masakan khasnya disebut becek, dimasak dengan sekitar 14 jenis bumbu/rempah, semacam gule yang sangat pedas. Ada sebuah warung sederhana dengan sajian becek mentok yang istimewa. Sayangnya, warung ini sulit ditemukan karena tempatnya sangat mblusuk-mblusuk di tengah kampung. Ada juga satu warung sederhana dengan hidangan utama kare rajungan super-pedas yang sangat populer (RM Manunggal, Jl. Manunggal Jaya, depan SMAGA).

Bentuk masakan ini memang berupa kuah kental. Becek bisa memakai berbagai jenis daging: sapi, kambing, ayam, atau menthok. Penampilan dan baunya mirip kari, tetapi lebih kental. Ternyata masakan Tuban lebih complicated dan kaya bumbu dibanding masakan India atau Padang. Bumbunya sangat banyak dan harus komplet. Tidak boleh kurang satu pun.
Bumbu becek adalah merica, jintan, bawang merah, bawang putih, mesoyi (bentuknya seperti kayu), daun salam, daun jeruk purut, serai (lemon grass), tomat, santan, dan diakhiri dengan taburan rajangan daun bawang.
Nasi Jagung
Pengaruh Madura membuat sebagian warga Tuban suka makan nasi jagung (campuran beras dan jagung). Lauk yang paling cocok untuk nasi jagung adalah ulas-ulas. Silakan mencicipi ulas-ulas ikan tengiri dan tahu yang puedess-nya minta ampun. Citarasa yang menonjol dari masakan Tuban memang pedas dan asin.
Sate Menthok
Menthok adalah bahasa Jawa untuk menyebut unggas yang mirip itik atau bebek, dengan kaki dan leher yang lebih pendek. Secara keseluruhan rasanya seperti sate kambing. Sama sekali tak ada bau anyir yang mungkin merupakan ciri utama daging menthok. Hal itu disebabkan karena bumbu dan tekstur dagingnya. Sambel kecapnya pun dibuat dari kecap khas Tuban, Cap Laron.

Pemandian Bektiharjo


Pemandian dengan sumber mata air alami yang juga berfungsi sebagai sumber air minum ini terletak sekitar 5 Km dari kota Tuban, tepatnya di desa Bektiharjo. Pemandian ini banyak dikunjungi oleh mereka yang ingin melewati waktu dengan berenang dan atau hanya sekedar rekreasi keluarga.
Untuk menuju ke pemandia Bektiharjo tidaklah sulit dan bisa diakses dengan menggunakan trasportasi umum. Yang menarik dari pemandian ini adalah, adanya kera-kera di sekitar kolam. Pengunjung tidak perlu khawatir dengan kera-kera ini karena mereka jinak dan bersahabat.
Di sini terdapat 2 sendang atau kolam pemandian. Sendang Lanang atau kolam khusus laki-laki di bagian utara dan Sedang Wadon atau khusus untuk wanita di sisi selatan. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, pemisahan fungsi dua sendang peninggalan Raden Danur Wendo dari kadipaten Tuban itu sejak abad XIII ini, hanya tinggal sebutan. Para pengujung yang datang bisa berenang secara bebas bersama-sama.
Sendang wadon sekarang berubah fungsi menjadi kolam renang dengan standar nasional , pengunjung bebas menggunakan kolam renang ini. Sementara sendang lanang, kini menjadi tempat mandi yang sangat sejuk untuk mereka yang ingin bermain-main di dalam air. Selain kolam renang untuk orang dewasa, pemandian ini juga menyediakan kolam renang untuk anak-anak. Juga terdapat beberapa jenis alat permainan yang bisa dipakai setiap pengunjung.

Salah satu obyek wisata alam di Tuban yang selalu ramai dikunjungi adalah Pemandian Bektiharjo di Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding. Letaknya sekitar 2 km ke arah selatan dari kota.
Di Pemandian Bektiharjo terdapat 2 sendang (kolam) pemandian. Sendang Lanang (pemandian laki-laki) di bagian utara dan Sedang Wadon (pemandian perempuan) di sisi selatan. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, pemisahan fungsi dua sendang peninggalan Raden Danur Wendo dari kadipaten Tuban itu (Abad XIII), hanya tinggal sebutan.
Sendang wadon sekarang berubah fungsi menjadi kolam renang dengan standar nasional, pengunjung bebas menggunakan kolam renang ini. Sementara Sendang Lanang, kini menjadi tempat mandi yang sangat sejuk.
Airnya sangat jernih karena memang langsung dari sumber murni seperti air mineral aqua. Sangat menyegarkan. Biasanya para pengunjung setelah berenang, melakukan mandi bilas di Sendang Lanang.
Selain kolam renang untuk orang dewasa, pemandian ini juga menyediakan kolam renang untuk anak-anak.  Juga terdapat beberapa jenis alat permainan yang bisa dipakai setiap pengunjung.
Di sendang ini banyak terdapat penjual makanan seperti bakso, mie ayam, rujak atau gorengan. Dan bila mau menyantap nasi ada depot yang menyediakan menu ayam panggang dengan cita rasa khas Bektiharjo. Pedas asin, rasanya khas Tuban!

Pemandian Bektiharjo, yang dikunjungi 100.000 orang pertahun ini dikelilingi oleh pohon-pohon yang sangat rindang. Wajar kalau suasana di tempat ini menjadi sangat teduh dan sejuk. Terdapat beberapa jenis pohon antara lain pohon beringin, randu alas dan beberapa jenis pohon hutan yang dilindungi.
Selain itu, salah satu keunikan dari tempat ini adalah keberadaan kera yang jumlahnya tak terhitung seperti Wisata Sangeh di Bali. Kera-kera tersebut cukup familiar dengan pengunjung, berjalan lalu lalang untuk minta permen atau makanan lainnya.
Lokasi wisata mandi ini gampang dicari sebagaimana Gua Akbar. Dari Gua Akbar arah ke barat atau tanya ke tukang becak, polisi maupun masyarakat sekitar pasti akan ditunjukkan karena populernya tempat ini. Pemandian Bektiharjo bisa ditempuh dengan motor atau mobil sekitar 15 menit dari pusat kota.
Atau kalau naik bus turun di perempatan pabrik Kapur (kondektur bus selalu berteriak turun Kapur Kapur, red) naik Andong atau angkutan kota jurusan Beti. Tarifnya Ankot Rp 3000 per orang sementara andong sekitar Rp 50 ribu dengan penumpang maksimal 6 orang.

Texts

Pages

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes