Eksistensi pasar tradisional yang ada di Tuban harus diberikan perlindungan dengan munculnya pasar modern. Baik pasar milik pemerintah daerah maupun pasar yang dikelola oleh desa yang banyak tersebar hampir di setiap kecamatan harus dibangun fasilitas yang memadai.
Pasar milik pemerintah sementara ini adalah pasar Baru, Pasar Sore, Pasar Pramuka dan yang terakhir Pasar Karang Agung. Pasar ini punya potensi sangat besar karena kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah (PAD) sekitar Rp 1 milyar pertahunnya.
Kepala Pasar Tuban, Nur Khozin, minta kepada pemerintah (termasuk DPRD Tuban) agar hadirnya pasar modern (supermarket dan mini market) yang dibangun di mana-mana terutama di sekitar Pasar Baru Tuban agar mulai diperhatikan fasilitasnya.
Ini karena pasar tradisional hanya kalah dari fasilitas pendukungnya, dari segi harga dan pelayanan sampai saat ini masih unggul, sementara pasar modern punya fasilitas gedungnya yang sejuk, penataan barangnya yang rapi dan semuanya memperhatikan kenyamanan.
“Namun pasar kami sebaliknya, kendati kami punya kontribusi PAD yang relatif besar, namun pasar kami fasilitasnya sangat tertinggal dengan pasar modern. Selama sepuluh tahun ini tidak ada pembenahan signifikan apalagi penambahan fasilitas yang bisa mengimbangi pertumbuhan bisnis di Tuban,” kata Nur Khozin kepadakotatuban.com.
Sebenarnya pasar tradisional khususnya Pasar Baru masih bisa menyaingi kehadiran pasar modern tadi namun dari perkembangannya, managemen pasar juga harus membenahi diri terutama dari sektor pelayanan lewat fasiliyas yang memadai. Dan dari sektor ini, Pasar Baru sementara hanya bisa membenahi saluran air saja agar tidak banjir.
“Membangun fasilitas stand agar nampak indah, nyaman dan aman, kami belum mampu apalagi kalau harus dengan dana sendiri. Pasar yang merupakan kegiatan padat karya ini bisa dihitung 1500 orang pedagang yang dibantu paling tidak 3 orang maka ada 4500 orang di sini,” ujar Nur sambil menyebut ini belum terhitung tukang becak, dokar, kuli angkut, sopir PC/truk yang bongkar muat di sini.
Kalau mau tahu dinamika ekonomi kerakyatan, menurut Nur silakan meninjau Pasar Baru Tuban yang saat ini kegiatannya dilakukan dalam waktu 24 jam. Ini karena Pasar Sore dibuka mulai pukul 20,00 dan pukul 23.00 dibuka Pasar Malam di belakang Pasar Baru.
“Kalau semula petani sayur mayur dan buah-buahan di Tuban harus menjualnya ke Babat Lamongan tapi sekarang bisa menjual produknya ke pasar ini. Meraka punya komunitas sendiri mulai malam, dini hari sampai pagi jualan di sini. Kemudian dikulak oleh pedagang eceran termasuk pedagang ‘mlijo’ dan didistribusikan ke masyarakat luas,” tambah Nur Khozin yang menyebut kegiatan pasar ini bisa dikatakan 24 jam non stop.
Sebelumnya petani Tuban mengeluh karena harus menjual hasil buminya ke Pasar Babat, dan celakanya produk sayur mayur ini kembali masuk Tuban dengan harga dua kali lipat. Karena itu Pasar Baru menciptakan bursa sayur mayur di sini agar tidak lari ke Babat dulu baru dijual di sini dan ternyata sekarang diikuti oleh pedagang-pedagang lainnya seperti pedagang daging dan lainnya.
Bagaimana peluang pasar milik desa bisa menjadi pasar milik pemerintah, Nur Khozin menunjuk contoh Pasar Karang Agung yang semula pasar milik desa kini menjadi milik Pemkab dan pertumbuhannya kini cukup bagus karena saat ini sudah ada 500 pedagang yang berjualan di sini. “Kuncinya berikan mereka fasilitas bangunan yang memadai. Ramaikan pasarnya hingga pendapatan pedagang meningkat dan berikanlah peningkatan pelayanan kepada masyarakat,” kata Khozin
0 komentar:
Posting Komentar